Canaxandatofficial - Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup anjlok 2% pada perdagangan Rabu (15/2/2023), dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan ke posisi 6.594,09. Penurunan ini merupakan yang terbesar sejak 15 Desember 2022.
Penurunan IHSG dipicu oleh kekhawatiran investor atas pertumbuhan ekonomi global yang melambat, serta kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed).
IHSG bergerak di rentang 6.594,09-6.727,70 sepanjang hari. Sepanjang pekan ini, IHSG telah turun 3,5%.
Penurunan IHSG juga terjadi di bursa saham Asia lainnya. Nikkei 225 di Jepang turun 1,7%, Hang Seng di Hong Kong turun 1,8%, dan Shanghai Composite di China turun 1,2%.
Kekhawatiran investor atas pertumbuhan ekonomi global dipicu oleh berbagai faktor, termasuk perang di Ukraina, kenaikan harga energi, dan gangguan rantai pasokan. Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga secara agresif untuk memerangi inflasi, yang juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Kenaikan suku bunga The Fed juga dapat membuat investasi di saham menjadi kurang menarik, karena investor akan mencari aset yang lebih aman, seperti obligasi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan harga saham lebih lanjut.
Investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan tidak melakukan tindakan yang gegabah dalam berinvestasi di saham. Investor juga disarankan untuk melakukan diversifikasi portofolio dan memiliki rencana investasi yang jelas.
Berikut adalah beberapa saham yang mengalami penurunan paling signifikan pada hari ini:
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 3,8%
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun 3,5%
- PT Astra International Tbk (ASII) turun 3,3%
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 3,2%
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 3,1%
Penurunan IHSG pada hari ini menunjukkan bahwa investor masih khawatir dengan kondisi perekonomian global. Investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan tidak melakukan tindakan yang gegabah dalam berinvestasi di saham.
Berikut adalah beberapa tips untuk berinvestasi di saham di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu:
- Diversifikasi portofolio Anda. Jangan hanya berinvestasi di satu jenis saham atau sektor saja.
- Investasikan untuk jangka panjang. Jangan mengharapkan untuk menjadi kaya dalam semalam.
- Lakukan riset sebelum membeli saham. Pastikan Anda memahami bisnis perusahaan sebelum membeli sahamnya.
- Beli saham dari perusahaan yang Anda kenal dan yang Anda percayai.
- Jangan panik saat harga saham turun. Tetap tenang dan terus berinvestasi.
Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat meningkatkan peluang Anda untuk sukses dalam berinvestasi di saham di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.